Makalah penerapan torsi pada gasing
MAKALAH PENERAPAN MOMEN GAYA (TORSI)
PADA GASING

Disusun oleh : 1. Bustomi
2. Eka
nur afiyanti
3. Hikmatul musyarofah
4.
Munawaroh
MAN BANGKALAN 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan melengkapi materi yang
tidak dibahas secara mendetail di buku.
Makalah ini berisi informasi tentang
“Penerapan
Keseimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi”.
Yang mana, hal ini berkaitan dengan penerapan momen gaya (torsi) pada kehidupan
sehari-hari. Tanpa kita sadari kita telah banyak mengaplikasiakan moen gaya (torsi)
saat kita melaukan sesuatu kegiatan. Yang kami harapkan pembaca dapat
mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan momen gaya (torsi) selain itu
pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari peranan teman sekelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhoi segala usaha penulis. Aamiin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah arsitektur telah melahirkan para pemikir dan
perancang bangunan yang karyanya sangat mengagumkan. Gabungan karya seni dan
kekuatan yang kokoh menjadikan hasil karya itu bertahan lama mengukir sejarah.
Kekuatan yang menopang keindahan itu terletak pada keseimbangan yang di rencanakan
dengan baik. Pada pembahasan kali ini akan mempelajari materi tentang yang berkaitan
dengan keseimbangan benda tegar dan dinamika
rotasi yang lebih terfokus pada momen gaya (torsi) dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan.
Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda hanya mungkin menyebabkan gerak
translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada benda tegar di kenal titik
berat. Sedangkan
dinamika rotasi adalah gerak melingkar yang memperhatikan penyebabnya.
Momen gaya merupakan besaran yang
dipengaruhi oleh gaya dan lengan kuasa atau lengan torsi. Torsi adalah gaya
memuntir atau gaya yang diberlakukan pada benda agar benda itu bergerak
melingkar.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Mengetahui
tentang torsi?
2.
Penerpan
torsi pada gasing?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, untuk:
1.
Bahwasannya
apa yang kita lakukan pada kehidupan sehari-hari dapat berkaitan pada teori
fisiki (momen gaya/torsi).
2.
Dapat
menambah wawasan kita dalam ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
MENGETAHUI TENTANG TORSI
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi
adalah hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F,
dapat dituliskan


Pada
batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang
dipatri dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus
maka θ = 90 sehingga nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada
batang maksimal. Bila
sejajar dengan
, maka nilai
sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsi dapat
kita tuliskan sebagai :



Torsi hanya bekerja pada benda bila
gaya memiliki lengan yaitu jarak dari gaya ke sumbu putar dan bila gaya tidak
menuju sumbu putar. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai panjang
garis yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus garis
kerja gaya.
Arah Torsi
Lengan
torsi ditunjukkan oleh l. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai
panjang garis yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus
garis kerja gaya seperti pada gambar berikut.
Perhatikan
dengan arah torsi, arah torsi menuruti aturan putaran tangan kanan
seperti pada gambar berikut.
Jika
arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah torsi ke atas, dan arah
bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah torsi ke
bawah. Kita dapat melihatnya dengan sebuah sistem koordinat. Bila batang
terletak pada sumbu x dan pangkal vektor r di titik (0,0,0). Gaya
pada arah sumbu y positif batang akan berputar melawan arah jarum jam,
arah torsi ke arah sumbu z positif. Sebaliknya bila arah gaya kearah
sumbu y negatif, putaran batang berlawanan dengan arah jarum jam, arah
torsi ke sumbu z negatif. Jika arah gaya tidak tepat pada arah sumbu y
tetapi membentuk sudut θ terhadap sumbu x, maka arah torsi dapat
dilihat pada gambar berikut.
a.
torsi
memiliki arah ke sumbu z positif, tetapi arah putarannya berlawanan arah
dengan arah jarum jam,
b.
arah
torsi ke sumbu z negatif, arah putarannya searah dengan arah jarum jam.
Jika
pada sebuah benda bekerja lebih dari satu torsi bagaimana dengan gerakan benda?
Jika pada benda bekerja lebih dari 1 torsi maka torsi total adalah jumlahan dari seluruh torsi yang bekerja.
Pada
batang dengan titik tumpu pada ujung kiri batang, ada dua gaya yang bekerja
pada batang.

Pada gambar diatas gaya F1
akan menyebabkan batang berputar searah dengan jarum jam, gaya F2
akan menyebabkan benda berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam. Torsi
total adalah jumlah kedua torsi tersebut.
Momen gaya yang mengakibatkan putaran searah jarum jam
diberi tanda (+) positif sedangkan momen gaya yang menyebabkan putaran
berlawanan dengan jarum jam diberi tanda (-) negatif.

Bila
gaya bukan tegak lurus dapat dilakukan dengan
a. mengeser gaya sepanjang garis kerja gaya
sehingga tegak lurus dengan posisi sumbu rotasi
b. menguraikan gaya atas
komponen-komponennya
2.2
PENERAPAN MOMEN GAYA/TORSI PADA GASING
Hukum
I (Pertama) Newton dan II (Kedua) Newton
Hukum pertama Newton tentang gerak
menyatakan bahwa sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan terus
bergerak dengan kecepatan tersebut kecuali ada gaya resultan bekerja pada benda
itu. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, benda tersebut tetap diam kecuali
ada gaya resultan yang bekerja pada benda itu.
Ini maksudnya pada saat gasing diam maka akan tetap diam (jika tidak ada
pengaruh gaya luar). Nah, untuk membuat gasing dari keadaan diam agar bergerak
dengan kecepatan tertentu maka harus ada gaya luar yang membuat gasing tersebut
bergerak. Gaya luar tersebut bisa berupa hentakan atau tarikan tali pada gasing
(pada saat mulai memutar gasing).
Sedangkan Hukum II Newton menyatakan,
“percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding
dengan besar gaya, searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa
kelembaman benda tersebut”. Artinya, semakin besar gaya yang bekerja pada benda
maka semakin besar percepatan yang ditimbulkan. Sebaliknya, semakin kecil gaya
yang bekerja maka semakin kecil percepatan yang ditimbulkan. Secara matematis
pernyataan tersebut dapat ditulis:
a
= F / m
Dimana:
a = percepatan
F =gaya
m=massa gasing
Persamaan ini dikenal dengan hukum
kedua Newton tentang gerak.
Ini sama artinya dengan semakin besar
gaya diberikan pada gasing maka semakin besar percepatan yang dihasilkan
gasing. Sebaliknya, semakin kecil gaya diberikan pada gasing maka semakin kecil
percepatan yang dihasilkan. Jadi, agar gasing bergerak dengan percepatan yang
besar maka gaya yang diberikan pada gasing haruslah besar atau bisa juga dengan
cara memperkecil massa gasing.
Gerak melingkar.
Gasing bentuknya hampir seperti roda
sepda motor. Oleh karena itu juga akan berlaku hukum fisika tentang gerak
melingkar yaitu kecepatan linier dan kecepatan sudut (anguler).
(a)
Kecepatan linier
Kecepatan linier merupakan kecepatan
yang memiliki arah tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran atau dapat
dikatakan sebagai garis singgung lingkaran.
Prinsip ini dapat digunakan untuk
mainan gasing ini karena bagian atas gasing ini merupakan bentuk lingkaran.
Jadi, kita dapat menghitung dengan seksama mengenai kecepatan linier yang akan
terbentuk ini pada bagian atas gasing. Rumus utama kecepatan linier adalah:
v
= s/T
Seperti yang dijelaskan sebelumnya
bahwa gasing berbentuk lingkaran, maka jaraknya menjadi keliling lingkaran,
yaitu s = 2πr. Maka rumusnya menjadi:
v
= 2πr/T
Hubungan periode dengan frekuensi
dirumuskan: 1/T = f, maka rumus kecepatan linier menjadi:
v
= 2πrf
Keterangan:
v = Kecepatan linier gasing (m/s)
s = Jarak tempuh gasing selama berputar
(m)
T = Periode (waktu / banyaknya putaran)
gasing ( s)
π = Phi (22/7 atau 3,14)
r = Jari-jari gasing (m)
f = Frekuensi gasing (Hz)
Dari rumus utama kecepatan linier (v =
2πrf) tersebut, kita dapat meneliti berapakah kecepatan linier dari gasing
tersebut. Caranya adalah sebagai berikut.
Pertama-tama, kita cari periode
terlebih dahulu. Caranya adalah dengan timer, sedikit kertas kecil dan perekat.
Kita dapat merekatkan kertas kecil pada ujung gasing untuk mempermudah
perhitungan kita akan jumlah putaran gasing. Saat gasing diputar, maka kertas
yang melekat pun juga ikut berputar. Kita cukup mendekatkan jari tangan kita
mendekati gasing dan akan terdengar bunyi patah-patah kertas yang menyentuh
tangan kita. Dan kita cukup hanya dengan menghitung jumlah bunyi tersebut.
Dengan begitu, kita mendapatkan data banyaknya putaran. Dan jangan lupa juga
untuk menghitung waktunya dengan timer.
Yang kedua, kita cukup mengukur
jari-jari lingkaran atas dari gasing dan semua data pun akan terkumpul.
Sehingga yang terakhir dilakukan untuk mencari kecepatan linier gasing adalah
memasukkannya ke dalam rumus di atas.
(b)
Kecepatan sudut.
Kecepatan sudut ialah besarnya sudut
yang dibentuk untuk melakukan perpindahan tiap satuan waktu.
Pada langkah sebelumnya, telah kita
temukan berapa besar dari kecepatan linier. Selanjutnya kita hanya cukup
memasukkan nilai kecepatan linier tersebut ke suatu rumus untuk mendapatkan
besar dari kecepatan sudut gasing yang berputar tadi.
ώ = v/r
Keterangan:
ώ= Kecepatan sudut gasing (Rad/s).
v= Kecepatan linier gasing (m/s)
r
= Jari-jari gasing (m).
Hukum
Torsi (Momen Gaya) dan Momentum Sudut
Kita tinjau gasing itu dari hukum torsi
(momen gaya). Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik
partikel berputar (berotasi). Dalam hal ini gasing berbentuk lingkarang seperti
Gambar 1 di atas. Momen gaya dilambangkan dengan "τ"
Gambar 2. tersebut menyatakan sebuah
gaya F sedang mengadakan momen gaya terhadap titik O dengan lengan gaya r,
sehingga titik O berputar dengan arah putar searah putaran jarum jam. Momen
gaya F terhadap titik O didefinisikan sebagai hasil kali silang antara lengan
gaya dan gaya F, atau
τ = r x
F
Besarnya momen gaya pada gasing adalah:
τ = r.sin α.F
atau
τ = r.F.sin α
Di mana:
F = besar gaya gasing (N)
r = panjang lengan gaya gasing (dalam
hal ini adalah jari-jari gasing) (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan
arah gaya
Sekarang kita tinjau cara kerja gasing
dari hukum momentum sudut. Perhatikan Gambar 3, yang melukiskan sebuah titik
partikel dengan massa m melakukan gerak melingkar berubah beraturan karena
pengaruh gaya F.
Berdasarkan hukum II Newton:
F = m . a
Kita ketahui bahwa a = α . r, maka
rumusnya menjadi:
F = m . α . r
F. r = m . α . r2
F. r = m . r2 . α.
Besaran mr2 disebut momen
inersia atau momen kelembaman (I) dari partikel bermassa m yang melakukan gerak
rotasi dengan jari-jari r, dan F.r adalah momen gaya F terhadap titik O (τ),
sehingga:
τ =I . α
Pada gerak melingkar berubah beraturan
diperoleh:
α = (ώt – ώ0)/∆t
sehingga di dapat
τ = I . (ώt – ώ0)/∆t
Maka persamaannya menjadi:
τ . ∆t = I . ώt – I . ώ0
Di mana:
τ . Δt = impuls sudut
I . ωt = momentum sudut pada
saat t
I . ω0 = momentum sudut
mula-mula
I . ωt – I . ω0 =
perubahan momentum sudut
Kita ketahui bahwa besarnya torsi (momen
gaya) dinyatakan dengan persamaan:
τ = r.sin α.F
atau
τ = r.F.sin α
Dengan mensubstitusiannya persamaan
torsi (momen gaya) maka persamaannya menjadi:
r.F.sin α.∆t = I . ώt – I .
ώ0
Anggap ω0 = 0 (dari keadaan diam ) maka
persamaannya menjadi:
r.F.sin α.∆t = I . ώ
Kita ketahui bahwa besarnya momen
inersia (ini persamaan momen inersia untuk umum, tiap benda memiliki momen
inersia yang berbeda dan tergantung bentuk benda tesebut) adalah:
I = mr2
Dengan mensubstitusiannya persamaan
momen inersia maka persamaannya menjadi:
r.F.sin α.∆t = mr2 . ώ
F.sin α.∆t = m.r.ώ
atau
ώ = F.sin α.∆t/(m.r)
Keterangan:
ω = kecepatan sudut
F = besar gaya (N)
r = panjang lengan gaya (m)
Δt= perubahan waktu (s)
α = sudut antara arah lengan gaya dan
arah gaya
Berdasarkan persamaan terakhir tesebut kita dapatkan konsep fisis dari
gasing tersebut. Besarnya jarak sumbu putar gasing dengan bagian terluar (dalam
hal ini panjang jari-jari) gasing akan mempengaruhi kecepatan sudut gasing
tersebut. Semakin besar jari-jari gasing, semakin kecil kecepatan sudut gasing
tersebut berputar. Demikian sebaliknya, semakin kecil jari-jarinya, semakin
besar kecepatan sudut gasing tersebut berputar.
Pada permainan gasing, kecepatan sudut
gasing dipengaruhi oleh besarnya gaya, besarnya gaya tersebut diterjemahkan
sebagai besarnya gaya tarikan tali ketika kita melepas gasing. Semakin besar
gaya tarikan yang kita berikan, semakin besar torsi gasing yang pada akhirnya
semakin besar kecepatan sudut yang akan dihasilkan. Begitupun, sebaliknya.
Semakin kecil gaya kita berikan pada saat kita memutar gasing, semakin kecil
pula kecepatan sudut yang dihasilkan.
Selain faktor gaya dan jari-jari, massa gasing juga mempengaruhi
kecepatan sudut putar gasing. Semakin besar massa gasing maka kecepatan sudut
gasing akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya, semakin kecil massa gasing
maka kecepatan sudut gasing makin besar.
Gaya Gesek dan Tekanan
Menurut Wikipedia gaya gesekan adalah
gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan
bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda
yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula
berbentuk cair, ataupun gas.
Gaya gesek yang terjadi pada gasing
yang utama adalah dengan lantai atau dasar di mana gasing dimainkan. Gaya gesek
yang terjadi pada gasing akan berlawanan dengan arah putar gasing. Jadi,
apabila gasing berputar ke kanan, maka gaya gesek akan berputar ke kiri
berlawanan dengan arah putar gasing.
Hal ini sama halnya dengan rotasi
gasing yang berupa teori. Namun, hal ini dapat diperhatikan dari gasing yang
berputar di atas pasir. Gasing yang berputar di atas pasir akan membuat pasir
berputar berlawanan arah seperti arah gaya gesek. Karena, gaya gesek inilah
yang membuat gasing yang berputar kencang menjadi pelan dan akhirnya berhenti
total.
Jadi agar memperkecil gaya gesekan
ujung bawah gasing dibuat runcing agar memperkecil bidang sentuh antara lantai
dengan ujung gasing. Tapi efek memperkecil ujung gasing adalah tekanan gasing
terhadap lantai semakin besar. Kita telah ketahui bahwa tekanan (p) merupakan
gaya (F) yang diberikan per satuan luas (A). Memperkecil ujung gasing itu
artinya memperkecil luas ujung gasing tersebut sehingga tekanannya menjadi
besar. Jika lantai yang teksturnya tidak keras (gembur), ujung bawah gasing
akan tenggelam dan gasing akan terjebak, hal ini justru menambah gesekan yang
menyebabkan gasing mengalami perlambatan yang besar dan berhenti berputar.
Tips bermain Gasing
Berdasarkan hasil analisis fisika tadi,
kita dapat ketahui bagaimana cara atau tips bermain gasing. Oke langsung saja,
adapun tips bermain gasing sebagai berikut.
=>Pilihlah
gasing yang massanya kecil, karena massa sangat berpengaruh dengan keceptan
gasing dan berpengaruh pada hentakan/tarikan tali pada saat mulai memutar
gasing. Semakin besar massa gasing maka semakin besar gaya yang diperlukan
untuk memutar gasing.
=>Pilih
gasing yang ujungnya runcing, karena ini mengurangi gaya gesekan gasing
terhadap lantai.
=>Pilihlah
gasing yang jari-jarinya kecil agar menghasilkan kecepatan yang besar sehingga
waktu gasing berputar semakin lama.
=>Bermainlah
pada lantai yang keras, kenapa? Karena gasing ujungnnya runcing akan berdampak
pada tekanan gasing menjadi besar, efeknya adalah gasing akan tenggelam di
tanah jika tekstur tanah gembur (halus).
=>Gerakanlah
gasing dengan kecepatan sudut yang besar. Bagaimana caranya? Untuk menghasilkan
kecepatan sudut yang besar, maka perlu gaya yang besar, agar memperoleh gaya
yang besar maka perlu energi yang besar juga.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah diatas didapat sebuah
kesimpulan yaitu, aplikasi momen gaya (torsi) pada gasing juga memliki beberapa
gaya saat penerapannya. besarnya jarak sumbu putar gasing dengan bagian terluar
gasing akan mempengaruhi kecepatan putar gasing tersebut. Semakin besar
jaraknya semakin lambat gasing berputar, semakin kecil jaraknya semakin kencang
gasing berputar. Selain faktor jarak antara sumbu putar dengan jarak terluar
gasing, torsi dipengaruhi oleh besarnya gaya yang arahnya tegak lurus terhadap
sumbu putar. Pada permainan gasing besarnya gaya tersebut diterjemahkan sebagai
besarnya gaya tolakan awal ketika melepas gasing. Semakin besar gaya tolakan
yang kita berikan, semakin besar torsi gasing yang pada akhirnya semakin besar
kecepatan yang akan dihasilkan begitupun sebaliknya, semakin lemah kita memutar
gasing semakin lambat pula kecepatan yang dihasilkan. Ketika gasing berputar,
bila tidak ada gaya tambahan dari luar artinya kita tidak memberikan pengaruh
apapun terhadap gasing. Momentum sudut yang ada di gasing bersifat kekal
momentum sudut merupakan perkalian antara momen inersia dengan kecepatan sudut
momen inersia merupakan ukuran inersial sitem, untuk berotasi terhadap sumbu
putarnya. Perubahan momen inersia itu berpengaruh pada perubahan kecepatan
sudut. Padahal ini akan terlihat perubahan kecepatan putar gasing.
3.2
Saran
Sebaiknya pada pembahasan atau pembuatan makalah selanjutnya diharapkan lebih
banyak lagi memiliki referensi agar isi makalah lebih luas dan informasi yang
ditulis jauh lebih variatif. Dan bisa lebih banyak membagikan ilmu pengetahuan
pada semuanya. Agar kita bisa mengetahui bahwasannya banyak hal dalam kehidupan
sehari-hari kita berkaitan dengan teori fisika penerapannya.
Komentar
Posting Komentar